Pembahasan Tiga Negara oleh Yi Zhongtian (49 – 天下大势/Arus Besar Dunia)

Pembahasan Tiga Negara oleh Yi Zhongtian (49 – 天下大势/Arus Besar Dunia)

Prof. Yi menggambarkan Era Tiga Negara sebagai era yang aneh, karena dalam periodisasi sejarah dan pencatatan tahun, tidak ada Tiga Negara. Jika Chen Shou tidak menulis Records of the Three Kingdoms, Tiga Negara mungkin tidak akan menjadi bagian catatan sejarah. Akhir Dinasti Han Timur, yaitu tahun ke-25 Jian’an, juga merupakan tahun pertama Wei. Oleh karena itu, dalam pencatatan tahun, Dinasti Han dan Wei berdampingan, dan tidak ada Tiga Negara.

Tetapi, kita tak dapat menyangkal bahwa Tiga Negara memang ada. Maka era Tiga Negara juga disebut seolah-olah Han tapi bukan Han. Seolah Wei tapi juga bukan Wei. Tiga Negara adalah sebuah jeda (interlude). Bahkan tidak hanya Tiga Negara saja yang merupakan jeda, keseluruhan Wei, Jin dan Dinasti Utara Selatan semuanya adalah jeda. Sebuah jeda yang besar.

Wei, Jin, dan Dinasti Utara-Selatan berlangsung selama 369 tahun, yang merupakan waktu yang panjang. Namun, periode ini sangat unik. Sebelum Wei, Jin, dan Dinasti Utara-Selatan, ada dua dinasti unifikasi, yaitu Qin dan Han, di mana Dinasti Qin berumur pendek dan Dinasti Han berumur panjang. Setelah Wei, Jin, dan Dinasti Utara-Selatan, ada dua dinasti unifikasi lagi, yaitu Sui dan Tang. Dinasti Sui berumur pendek dan Dinasti Tang berumur panjang.

Ada apa dengan Wei, Jin dan Dinasti Utara Selatan?

Kondisi di periode ini adalah setengah menyatu dan setengah terpecah. Qin dan Han, negara bersatu. Sui dan Tang, negara juga bersatu. Wei, Jin dan Dinasti Utara Selatan separuh bersatu, separuh terpecah.

Wei, pada dasarnya memang hanya menguasai separuh negara. Bahkan masih disebut “tiga negara”. Bagaimana dengan Jin? Jin Barat masih bisa dibilang menyatu. Tapi Jin Barat sangatlah pendek. Jin Timur juga hanya menguasai separuh negara. Lalu dilanjutkan dengan Dinasti Utara Selatan, di mana keseluruhan Tiongkok terpecah belah. Maka Wei, Jin dan Dinasti Utara Selatan memiliki periode terpecah yang lebih besar dari periode menyatu.

Bagaimana ini bisa terjadi? Bagaimana sebelum dan sesudah Wei, Jin dan Dinasti Utara Selatan bisa sama persis, dua dinasti unifikasi yang pendek di depan dan panjang di belakang? Ini tentu bukan sekadar kebetulan.

Kita harus menjelaskannya dengan logika sejarah.

Maka kita harus membicarakan arus besar zaman. Seperti apakah arus sejarah peradaban Tiongkok selama 5000 tahun? Kita dapat membaginya dengan tiga peristiwa pemisah zaman.

Pertama, sistem fengjian dinasti Zhou Barat. Kedua, Qin mengalahkan enam negara. Ketiga, revolusi Xinhai.

Sebelum dinasti Zhou Barat, masyarakat berkembang berturut-turut mulai dari klan, kelompok suku, aliansi suku, negara berbasis suku, hingga aliansi negara suku. Sampai dinasti Zhou, dimulailah era aliansi negara. Sampai dinasti Qin, mulailah era unifikasi negara. Setelah Qin, seluruh Tiongkok secara prinsip hanya terdiri dari satu negara. Negara telah benar-benar dewasa. Dinasti Zhou membedakan era sebelum Zhou dan era sesudah Zhou.

Qin mengalahkan enam negara, serta revolusi Xinhai, juga membelah zaman, menjadi tiga potongan periode.

Periode setelah Zhou hingga Qin, adalah periode negara-negara bagian. Periode setelah Qin hingga revolusi Xinhai, adalah periode kekaisaran. Dari revolusi Xinhai hingga kini, adalah periode republik.

Sekarang kita akan membandingkan negara bagian dan kekaisaran. Sebab hanya dengan memahami negara bagian dan kekaisaran, kita baru dapat memahami Tiga Negara.

1. Negara Bagian Menganut Sistem Fengjian, sedangkan Kekaisaran Menganut Sistem Junxian

Apa itu fengjian (封建)? Feng berarti fengtu, menentukan batas negara. Caranya dengan menggali parit yang dalam sepanjang batas negara. Tanah hasil galian itu ditumpuk di kedua sisi parit, lalu ditanami pohon. Aktivitas ini dinamakan “feng”. Apa itu “jian”? Jian berarti menetapkan raja bagi negara yang sudah dibagi itu. Sehingga terbentuklah negara (国家).

Kenapa mesti melakukan ini? Ini berhubungan dengan konsep negara (国家) pada awal dinasti Zhou itu. Bagi masyarakat zaman itu, yang ada di atas kepala adalah langit (天). Langit itu bundar. Yang ada di bawah kaki adalah bumi (地). Bumi itu persegi. Langit bundar, bumi persegi. Waktu itu belum ada pengetahuan bahwa bumi bulat. Mereka menganggap bumi datar. Bumi yang datar itu dibagi menjadi lima posisi: timur, barat, utara, selatan, dan tengah. Yang berada di tengah adalah 中国 (negara tengah). Siapa yang tinggal di negara tengah? Etnis Huaxia. Mengapa etnis Huaxia tinggal di tengah? Karena langit paling sayang etnis Huaxia.

Masyarakat zaman itu percaya bahwa langit adalah pencipta seluruh kehidupan. Langit perlu menyerahkan tempat di bawah langit kepada satu orang untuk mengatur. Apa nama tempat di bawah langit? Tianxia. Karena masyarakat purba tidak tahu kalau bumi bulat, dan tidak tahu kalau di sebelah sana masih ada etnis yang lain, maka “tianxia” bagi mereka adalah seluruh dunia. Kepada siapakah tianxia ini dipasrahkan? Kepada putra sulung langit. Putra sulung langit ini dinamakan tianzi.

Tianzi tidak mampu seorang diri mengatur tianxia. Maka ia pun membagi tianxia. Diberikan kepada paman dan adiknya. Bagian-bagian tianxia ini disebut negara (国). Pemimpin negara adalah guojun, atau disebut juga zhuhou. Zhuhou juga tidak mengatur negara itu seorang diri, ia membagi lagi negara tersebut. Dibagi kepada paman dan saudara laki-lakinya. Mereka disebut dafu. Wilayah yang dipimpih dafu ini dinamakan jia (家).

Tianzi, zhuhou, dafu semuanya berdasarkan garis keturunan. Putra sulung tianzi akan menjadi tianzi berikutnya. Putra sulung zhuhou akan menjadi zhuhou berikutnya. Putra sulung dafu akan menjadi dafu berikutnya. Bagaimana dengan adik putra sulung? Adik putra sulung tianzi akan menjadi zhuhou, adik putra sulung zhuhou akan menjadi dafu, adik putra sulung dafu akan menjadi shi. Shi tidak punya wilayah. Tapi shi punya kedudukan. Di bawah shi adalah rakyat jelata.

Maka waktu itu guo (国) dan jia (家) adalah dua hal yang berbeda. Guo memiliki otonomi, baik militer maupun keuangan. Bahkan antar guo dapat memiliki hubungan diplomatik. Guo dan guo membangun aliansi bersama, sama-sama mengakui raja dunia (tianxia), yaitu tianzi.

Bagaimana dengan sistem junxian? Pada era ini, guo dan jia melebur menjadi satu, dinamakan guojia (国家). Guojia juga melebur dengan tianxia. Karena ketika Qin mengalahkan enam guojia yang lain, hanya tersisa satu guojia, yaitu Qin. Maka Qin shi huang pun menyatakan bahwa ia tidak bisa sekadar disebut raja lagi, sehingga ia menjadi huangdi (kaisar). Dia adalah huangdi yang pertama, sehingga disebut shi huangdi. Satu tianxia, satu guojia.

Bagaimana dengan guo dan jia semula? Berubah menjadi jun dan xian. Maka ada satu pemerintah pusat, satu guojia, dan ada pembagian kekuasaan hierarkis. Ini adalah sistem kekaisaran.

2. Negara Bagian Bentuk Politiknya Aristokrat, Kekaisaran Bentuk Politiknya Birokrat

Pada sistem negara bagian, baik tianzi, zhuhou, dafu, maupun shi, semuanya adalah bangsawan. Yang mengatur negara adalah empat jenjang aristokrat tersebut. Dan mereka menganut sistem keturunan. Ciri khas aristokrat adalah diri sendiri mengatur diri sendiri. Mengapa tianzi mengatur tianxia? Karena tianxia adalah milik tianzi. Mengapa zhuhou mengatur guo? Karena guo adalah milik zhuhou. Mengapa dafu mengatur jia? Karena jia adalah milik dafu. Lalu shi mengatur apa? Shi mengatur dirinya sendiri. Setelah shi mengatur diri sendiri, shi dapat membantu dafu mengelola jia. Ini dinamakan qijia. Shi juga dapat membantu zhuhou mengatur guo, ini disebut zhiguo. Membantu tianzi mengatur tianxia, ini disebut ping tianxia.

Karena aristokrat mengatur urusannya sendiri, maka mereka tidak mendapatkan gaji. Dan jenjang-jenjang tersebut bukan karier.

Setelah memasuki era kekaisaran, sistem ini berubah. Pemimpin junxian bukan atas dasar keturunan. Mereka ditentukan oleh pemerintah pusat. Maka pejabat berubah menjadi sebuah karier. Pejabat digaji. Sistem politik ini adalah sistem birokrat. Para pejabat adalah perwakilan dari kekuasaan kaisar. Sebab tianxia telah menjadi satu. Di dalam tianxia hanya ada satu guojia. Tianzi adalah huangdi. Huangdi tidak mengatur semuanya. Ia menyerahkan pengaturan kepada para wakilnya, yaitu para pejabat. Kekuasaan terpusat, dengan pejabat sebagai perwakilan.

3. Kelas Penguasa di Negara Bagian adalah Tuan Besar, Kelas Penguasa di Kekaisaran adalah Tuan Tanah

Ciri khas Tuan Besar adalah memiliki hak milik dan hak memerintah. Misalnya seorang dafu memiliki jia, maka jia itu adalah propertinya. Ia juga bisa mengatur rakyat yang tinggal di jia tersebut. Ia punya kekuasaan otonom. Bagaimana dengan Tuan Tanah? Tuan Tanah memiliki hak milik, tapi tidak punya hak memerintah.

Pada era kekaisaran, sejak Qin mengalahkan enam negara hingga Revolusi Xinhai, selama periode dua ribu tahun ini, dibagi lagi menjadi tiga era: Dinasti Qin-Han; Dinasti Wei, Jin dan Utara Selatan; dan Dinasti Sui-Tang dan pasca Sui-Tang. Ketiga era ini juga memiliki perbedaan dalam hal kelas penguasanya. Kelas penguasa dinasti Qin-Han adalah Tuan Tanah Aristokrat. Kelas penguasa dinasti Wei, Jin dan Utara Selatan adalah Tuan Tanah Shi. Kelas penguasa dinasti Sui-Tang dan pasca Sui-Tang adalah Tuan Tanah Rakyat Jelata. Mengapa tuan tanah dinasti Qin-Han adalah aristokrat? Karena ia merupakan transisi dari sistem aristokrat di zaman sebelumnya. Jadi di masa ini masih ada warna aristokratnya. Misalnya adipati di dinasti Qin-Han, mereka memiliki tanah. Mereka mendapatkan pajak dari rakyat di tanah itu, namun mereka tidak punya hak memerintah. Bagaimana dengan tuan tanah rakyat jelata di dinasti Sui-Tang? Mereka sama sekali tidak punya darah aristokrat. Mereka berasal dari kalangan rakyat jelata. Mengapa dinasti Sui-Tang bisa seperti ini? Karena tuan tanah dari rakyat jelata inilah yang paling cocok dengan sistem kekaisaran. Sistem kekaisaran merupakan kekuasaan terpusat, dengan pengaturan berjenjang, para pejabat ditentukan, dan menjadi wakil kaisar. Pada sistem kekaisaran, hanya ada satu posisi yang berdasarkan garis keturunan, yaitu kaisar. Bandingkan dengan zaman negara bagian, di mana tianzi, zhuhou, dafu, dan shi semuanya berdasarkan garis keturunan. Memang beberapa adipati yang diberikan tanah oleh kaisar juga masih keluarga kaisar, namun ini tidak signifikan, sebab mereka tidak punya hak memerintah. Semua pejabat yang lain, entah itu perdana menteri, panglima hingga pejabat paling bawah, semua tidak boleh berdasarkan garis keturunan. Semuanya dipilih dengan ketat. Pemilihan yang paling ketat dilakukan sejak dinasti Sui-Tang.

Dinasti Qin-Han menggunakan cara survei untuk menyeleksi dan mengangkat pejabat. Sejak zaman kaisar Han Wudi, pimpinan daerah bertanggungjawab mencari dan merekomendasikan sumber daya manusia di wilayahnya. Setelah itu dilaporkan ke pemerintah pusat. Setelah melalui proses seleksi menyangkut kemampuan dan pekerti dan dilaporkan ke pemerintah pusat, pemerintah pusat menetapkan dan melantik orang itu sebagai pejabat.

Sampai pada dinasti Han Timur, proses ini mengalami masalah. Sebab mulai ditemui orang-orang yang demi dapat dipilih menjadi pejabat, menggunakan cara-cara pencitraan agar mereka dinilai berpekerti baik. Mereka menggunakan cara-cara palsu agar kelihatannya mampu dan bermoral baik.

Pada dinasti Sui-Tang, masalah ini baru dapat teratasi. Yaitu mengubah proses seleksi dengan survei menjadi proses seleksi dengan ujian (Imperial Examination, 科举). Dengan ujian, maka proses seleksi menjadi jauh lebih objektif.

Lalu, bagaimana dengan dinasti Wei, Jin dan Utara Selatan, yang berada di antara Qin-Han dan Sui-Tang? Sistem apa yang dipakai?

荐举 (jianjü).

Seperti apakah jianjü? Pemerintah pusat menetapkan badan khusus untuk merekomendasikan calon pejabat. Badan ini membagi para calon tersebut ke dalam sembilan jenis tingkatan. Berdasarkan tingkatan ini, pemerintah pusat menentukan tinggi rendahnya jabatan. Yang berada di tingkat tertinggi, akan mendapatkan jabatan tinggi.

Siapa yang menciptakan sistem ini? Penasihat Cao Cao yang bernama Chen Qun. Chen Qun menyampaikan ide ini kepada Cao Pi dan Cao Pi menerimanya untuk dilaksanakan. Mengapa Cao Pi setuju? Ini sudah dijelaskan di episode sebelumnya, yaitu karena Cao Pi perlu melakukan transaksi politik ini, agar kekuasaannya serta hak kelompok shizu dapat langgeng.

Maka di era Wei, Jin dan Utara Selatan, di mana tuan tanah shizu menjadi kelas penguasa, merupakan konsekuensi sejarah. Ini adalah masa transisi dari aristokrat menuju ke rakyat jelata. Di tengahnya perlu melalui kelompok shi. Sebab shi memang separuh seperti aristokrat, separuh seperti rakyat jelata.

Sehingga, dinasti Wei, Jin dan Utara Selatan memang perlu muncul di dalam sejarah. Kelompok shizu sudah mulai dominan sejak dinasti Han Timur. Mereka sudah siap tampil di panggung sejarah. Tetapi, sebelum itu terjadi, Tiga Negara menyelip muncul. Sebelumnya kita sudah jelaskan, Wei, Shu dan Wu adalah gerakan menentang kekuasaan kelompok shizu.

Maka Tiga Negara adalah interlude di dalam interlude.

Bagaimana kita melihat hal ini? Nantikan di episode berikutnya.

There are 5 comments for this article

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *