Kita tahu bahwa Tiga Negara adalah masa munculnya banyak sekali…
Pembahasan Tiga Negara oleh Yi Zhongtian (08 – 鬼使神差/Kebetulan yang Ajaib)
Di episode sebelumnya, prof. Yi Zhongtian telah membahas bahwa di tahun 196, Cao Cao melakukan dua hal besar, yaitu melindungi kaisar, dan menjalankan sistem tun tian. Hal pertama membuat Cao Cao memperoleh keunggulan di bidang politik, sedangkan hal kedua memberikan keunggulan di bidang ekonomi.
Maka tahun 197, dengan modal ini, Cao Cao mulai melakukan ekspansi, dengan menyerang Zhang Xiu, sebab kekuatan Zhang Xiu saat itu sangat lemah. Tak disangka, Zhang Xiu menyerah begitu saja. Cao Cao pun mulai merasa sombong, dan ia melakukan dua hal yang salah. Pertama, Cao Cao merebut bibi Zhang Xiu sebagai selir. Hal ini mengakibatkan Zhang Xiu merasa sangat malu. Hal kedua, Cao Cao berusaha mendekati Hu Che’er, seorang bawahan Zhang Xiu. Maka Zhang Xiu merasa panik, dan melakukan pemberontakan secara tiba-tiba. Cao Cao yang tidak siap, mengalami kekalahan besar, menyebabkan anak Cao Cao, Cao Ang, harus mati, dan jenderal kesayangan Cao Cao yaitu Dian Wei, juga gugur. Cao Cao sendiri pun nyaris terbunuh. Siapakah yang merencanakan pemberontakan ini? Jia Xu.
Jia Xu dijuluki “luan wu” alias pembuat onar. Kenapa? Di waktu Dong Zhuo tewas, bawahannya yaitu Li Jue dan Guo Si bersiap membubarkan pasukan, kembali ke kampung halaman. Di jalan mereka bertemu Jia Xu. Jia Xu berkata bahwa status mereka saat ini adalah buronan, melarikan diri tanpa pasukan sangatlah riskan. Kenapa tidak kumpulkan pasukan dan kembali saja ke Chang’an untuk merebut kendali kekuasaan dan mengontrol kaisar untuk mengendalikan para pemimpin(mirip dengan strategi feng tianzi yi ling zhuhou). Kalaupun gagal, tetap bisa melarikan diri. Li Jue dan Guo Si menuruti usulan ini. Namun pada akhirnya Li Jue dan Guo Si mengakibatkan kekacauan besar di Chang’an, membuat rakyat menderita. Sehingga saat mereka hendak memberikan jabatan tinggi kepada Jia Xu, Jia Xu pun menolaknya. Pada akhirnya Jia Xu pun bergabung dengan Zhang Xiu.
Jia Xu menggagas rencana pemberontakan dengan cara berpura-pura hendak memindah pasukan. Cao Cao yang saat itu sedang besar kepala, dengan entengnya mengiyakan permintaan ini. Bahkan Cao Cao juga mengizinkan prajurit yang ‘dipindah’ itu mengenakan baju zirah dan senjata lengkap, dengan alasan kereta kuda tidak cukup untuk memuat perlengkapan tersebut. Maka pasukan Zhang Xiu ini dengan bersenjata dan baju zirah lengkap keluar dari perkemahan pasukan, tapi kemudian balik lagi menyerang Cao Cao yang sama sekali tidak siap.
Menderita kekalahan, Cao Cao tidak menyalahkan orang lain. Ini adalah keistimewaan Cao Cao. Dia tidak menyalahkan para bawahannya yang sebelumnya menyetujui Zhang Xiu menyerah dan bergabung dengan pihaknya. Lain cerita jika hal ini terjadi di pihak Yuan Shao misalnya, Yuan Shao kemungkinan besar akan menyalahkan bawahannya. Tapi Cao Cao tidak. Cao Cao mengevaluasi diri sendiri dan mengakui kesalahan sendiri.
Saat Cao Cao melakukan ekspedisi kedua dan berhasil mengalahkan Zhang Xiu, meski kali ini ia tidak lagi merasa sombong, namun di ekspedisi ketiga, Cao Cao sekali lagi harus menderita kekalahan. Waktu itu, penasehat Cao Cao, Xun You, menyarankan untuk tidak menyerang Zhang Xiu. Setelah kalah dalam peperangan terdahulu, Zhang Xiu beraliansi dengan Liu Biao. Namun menurut Xun You, suatu hari nanti, kedua orang ini akan berperang satu sama lain. Lebih baik Cao Cao menunggu saat itu. Namun Cao Cao tidak mendengar saran ini. Cao Cao akhirnya tidak mampu mengatasi gabungan Zhang Xiu dan Liu Biao. Cao Cao yang melarikan diri membuat Zhang Xiu merasa senang dan hendak mengejar Cao Cao. Tetapi Jia Xu mencegahnya. Jia Xu berkata bahwa jika Zhang Xiu mengejar Cao Cao, Zhang Xiu pasti gagal. Zhang Xiu tidak mendengar saran ini, tetap mengejar, dan akhirnya benar-benar kalah dan terpukul mundur. Dan baru saja Zhang Xiu kembali ke markas sendiri dan hendak beristirahat, di saat ini Jia Xu malah menyuruh Zhang Xiu untuk segera mengejar balik Cao Cao. Zhang Xiu merasa heran atas usul Jia Xu ini. Namun, ia tetap mengikuti saran Jia Xu, dan akhirnya benar-benar Zhang Xiu mendapat kemenangan besar. Apa rahasianya? Jia Xu berkata, sebenarnya sederhana saja. Cao Cao melarikan diri tanpa sebab yang jelas, menandakan di daerah kekuasaannya sedang ada masalah. Di saat ini, menyerang pasukan Cao Cao yang mundur bukanlah ide yang bagus, sebab mereka mundur secara teratur, dan Cao Cao pastilah berada di barisan belakang. Berhadapan frontal akan mengakibatkan kekalahan karena bagaimanapun Cao Cao tetap lebih lihai dari Zhang Xiu. Sedangkan ketika Zhang Xiu mundur, Cao Cao yang memperoleh kemenangan tidak akan lagi berada di barisan belakang, tetapi akan maju di barisan depan untuk segera kembali ke daerahnya. Dan di saat ini Zhang Xiu balik menyerang pasti menang karena tidak ada Cao Cao di barisan belakang.
Maka prof. Yi Zhongtian berani mengatakan bahwa jika di dalam Romance of Three Kingdoms kita melihat Zhuge Liang adalah penasehat yang memiliki perhitungan sakti, maka sebenarnya Jia Xu memiliki keahlian lebih dari Zhuge Liang. Perkiraan Jia Xu bahwa Cao Cao mundur karena ada sesuatu di daerahnya sendiri adalah benar. Cao Cao mundur karena mendengar kabar bahwa penasehat Yuan Shao, Tian Feng hendak merebut kaisar dari tangan Cao Cao. Cao Cao sekali lagi mengakui kesalahannya tidak mendengar nasehat Xun You. Bagaimana dengan Yuan Shao? Yuan Shao ternyata tidak mendengar saran Tian Feng.
Berdasarkan analisa prof. Yi, kita bisa mengetahui dua faktor keberhasilan Cao Cao di kemudian hari, yaitu: di saat kalah selalu mengintrospeksi diri, dan di saat menang, berterima kasih kepada orang lain. Dan karena sifat Cao Cao inilah, ia berhasil menarik banyak orang-orang berbakat ke pihaknya. Bahkan pada akhirnya Zhang Xiu pun benar-benar menyerah dan bergabung dengan Cao Cao. Bagaimana ini bisa terjadi? Ini pun adalah usulan dari Jia Xu juga. Seperti kita tahu, Cao Cao dan Yuan Shao saling berebut kekuasaan di utara Tiongkok. Zhang Xiu adalah orang ketiga di wilayah tersebut, sehingga mereka pun memperebutkan Zhang Xiu. Dalam hal ini, Yuan Shao lebih dulu mengirim utusan untuk merekrut Zhang Xiu ke pihaknya. Namun belum sempat Zhang Xiu menjawab, Jia Xu sudah menjawab dengan pedas kepada utusan itu, terang-terangan menolak ajakan Yuan Shao. Zhang Xiu kebingungan atas tindakan Jia Xu ini. Jia Xu beralasan, mereka seharusnya menyerah kepada Cao Cao, bukan Yuan Shao. Jia Xu mengemukakan alasan kenapa mereka harus berpihak pada Cao Cao, pertama: Cao Cao mengendalikan kaisar, sehingga merupakan kelebihan di bidang politik. Kedua: kekuatan Cao Cao lebih lemah dari Yuan Shao, sehingga lebih memungkinkan Zhang Xiu dkk untuk berkembang di pihak Cao Cao. Ketiga: Cao Cao memiliki ambisi yang besar. Dengan demikian, Cao Cao pasti lebih membutuhkan pihak Zhang Xiu yang dulunya pernah mengkhianati Cao Cao.
Akhirnya, Zhang Xiu menuruti usul Jia Xu ini. Dan memang benar, Cao Cao menyambut mereka dengan sangat ramah dan hangat, sama sekali tidak mengungkit-ungkit pengkhianatan mereka di masa lalu.
Sejak itu, hubungan Cao Cao dengan Jia Xu selalu baik. Cao Cao sangat mengapresiasi kepintaran Jia Xu. Menurut prof. Yi, Jia Xu yang notabene adalah tokoh yang tidak terlalu menonjol di dalam kisah tiga negara, kemungkinan adalah orang yang paling pintar di dalam masa tiga negara. Di manakah letak kepiawaian Jia Xu? Jia Xu mengerti natur manusia, dan mengerti perasaan manusia. Ia selalu bisa menyelami dan mengerti perasaan hati setiap orang yang pernah berhubungan dengannya. Jia Xu ketika meninggalkan Chang’an, ia pernah menjadi bawahan seorang bernama Duan Wei. Duan Wei sangat menghargai Jia Xu, namun pada akhirnya Jia Xu pergi bergabung dengan Zhang Xiu. Kenapa? Jia Xu tahu bahwa Duan Wei menghormati dirinya adalah karena Duan Wei takut padanya. Maka Jia Xu harus segera pergi sebelum terlambat.
Di tahun Zhang Xiu menyerah kepada Cao Cao, Yuan Shao sedang mengerahkan pasukan besar untuk berperang melawan Cao Cao. Maka perang besar yang menentukan nasib wilayah utara Tiongkok akan segera terjadi. Ini adalah perang Guandu yang terkenal itu. Bagaimanakah perang ini? Akan dibahas di episode berikutnya.