Pembahasan Tiga Negara oleh Yi Zhongtian (10 – 胜败有凭/Faktor Menang Kalah)

Pada episode sebelumnya, prof. Yi telah membahas tentang perang Guandu, yang juga sudah kita ketahui hasilnya, yakni Cao Cao dengan kekuatan yang lebih kecil, mengalahkan Yuan Shao dengan kekuatan lebih besar. Ending ini sebenarnya telah diprediksi oleh dua orang penasehat Yuan Shao, yaitu Ju Shou dan Tian Feng. Pada akhirnya, Ju Shou tertawan oleh Cao Cao, sedangkan Tian Feng dipenjara oleh Yuan Shao karena menentang rencana Yuan Shao. Saat Yuan Shao ternyata memang kalah oleh Cao Cao, beberapa teman Tian Feng mengunjungi penjara dan gembira berkata, bahwa sebentar lagi Tian Feng akan bebas. Namun Tian Feng malah berkata sebaliknya, kali ini ia akan mati. Mengapa demikian?
Sebelum menjawab pertanyaan ini, prof. Yi akan terlebih dulu menganalisa kenapa Yuan Shao bisa kalah oleh Cao Cao. Faktor pertama, alasan Yuan Shao menyerang Cao Cao tidak berdasarkan sifat keadilan. Ju Shou menyatakan hal ini, bahwa kondisi negara yang sedang kacau, rakyat hidup sengsara, dan kaisar baru saja duduk memerintah. Dengan keberhasilan Yuan Shao menguasai empat wilayah penting di utara, seharusnya ia melaporkan hal ini kepada kaisar. Jika Cao Cao menghalangi, maka sekalian saja dilaporkan ke kaisar. Untuk mengatasi Cao Cao, seharusnya menggunakan strategi perang gerilya dalam jangka waktu panjang, bukan dengan kekuatan penuh menyerang frontal, ini untuk membuat Cao Cao tidak tenang, setelah itu baru menyerang dengan kekuatan penuh. Prof. Yi menganalisa usulan Ju Shou ini, ada beberapa poin penting: pertama, cara Ju Shou ini menempatkan Cao Cao pada posisi yang secara moral tidak benar, sehingga Cao Cao kehilangan kekuatan politisnya. Kedua, cara gerilya menyerang Cao Cao, dengan modal kecil, menghasilkan manfaat besar. Ketiga, menunggu kesempatan baik, baru menyerang Cao Cao dengan kekuatan penuh. Jadi usulan ini mengandung unsur logis, profit, dan timing. Sayangnya Yuan Shao tidak menerima usulan ini. Yuan Shao menerima usul Guo Tu dan Shen Pei, menyerang Cao Cao dengan kekuatan penuh.
Kenapa Guo Tu dan Shen Pei mengusulkan seperti ini? Menurut prof. Yi, Shen Pei mungkin memang puyeng, sedangkan Guo Tu adalah orang yang suka menjilat. Guo Tu tahu Yuan Shao orang yang arogan, apalagi dengan keberhasilannya sekarang, dengan kekuatan 10 kali lipat dari kekuatan Cao Cao, mau menyuruh Yuan Shao menjalankan perang gerilya kecil-kecilan? Yuan Shao tentu menolak mentah-mentah. Yuan Shao ingin menunjukkan bahwa mengalahkan Cao Cao dengan kekuatan cuma sebegitu, adalah hal yang sangat enteng.
Mendengar ini, Ju Shou mulai berkomentar dengan lebih keras. Ju Shou berkata, pasukan yang berperang untuk meredakan kekacauan, berlandaskan keadilan, pasti menang. Pasukan yang berperang hanya untuk menghancurkan yang lemah, pasti kalah. Dengan kondisi sekarang yaitu kaisar berada dalam kendali Cao Cao, Yuan Shao sudah kalah satu langkah secara politis. Secara moral, menyerang kekuatan yang lemah juga merupakan hal yang tidak benar. Kemudian dengan tanpa strategi yang mantap, berusaha mendapatkan keuntungan dalam waktu singkat, maka ini juga kalah langkah dalam hal strategis.
Pendapat Ju Shou ini telah berbicara hal yang mendasar. Perang adalah hal politis. Maka menjalankan perang harus mempertimbangkan faktor politis dan moral. Kekalahan Yuan Shao sudah dimulai dari titik ini. Yuan Shao tidak memiliki keunggulan dalam hal politis, moral maupun strategi.
Selain itu, Yuan Shao juga melakukan beberapa kesalahan dalam hal kepemimpinan. Ketika Cao Cao menyerang Yanjin, Yuan Shao meninggalkan Baima untuk menolong Yanjin, kemudian membuat jalur pasokan makanan yang lebih jauh, tidak menerima usul Xu You untuk merebut kaisar dari tangan Cao Cao, dan terakhir Yuan Shao tidak menolong Wuchao, malah menyerang Guandu dan kehilangan Wuchao.
Maka tidak heran jika ada orang yang mengatakan, sebenarnya akhir dari perang Guandu bukan karena kelihaian Cao Cao berperang, tetapi karena kebodohan Yuan Shao sendiri.
Menurut prof. Yi, kesalahan-kesalahan yang dilakukan Yuan Shao adalah karena Yuan Shao terlalu lambat bereaksi. Salah satu contoh adalah ketika perang Guandu akan dimulai, Cao Cao tiba-tiba hendak menyerang Liu Bei. Hal ini ditentang oleh para bawahan Cao Cao sendiri, karena sudah jelas musuh di depan mata adalah Yuan Shao, kenapa malah menyerang Liu Bei? Cao Cao beralasan, karena Liu Bei adalah seorang pahlawan sejati, kalau tidak dibasmi sekarang, nanti ia keburu menjadi kuat. Lalu jika Yuan Shao datang menyerang bagaimana? Cao Cao dengan yakinnya berkata bahwa Yuan Shao selalu lambat bereaksi, ia tidak akan menyerang sebegitu cepat. Dan memang Yuan Shao kehilangan kesempatan baik ini. Saat ini Tian Feng sudah mengusulkan untuk menyerang Cao Cao, Yuan Shao tetap tidak bergeming.
Penyebab kedua adalah Yuan Shao tidak menempatkan orang pada posisi yang tepat. Di antara bawahan Yuan Shao ada banyak orang-orang mampu. Sehingga Kong Rong di awal perang sempat memprediksi bahwa Cao Cao akan kalah. Tetapi Xun Yu berpendapat lain. Yuan Shao memang punya banyak orang berbakat, tetapi mereka semua punya kelemahan, contohnya Tian Feng, punya sifat keras kepala, selalu memprotes pimpinan, orang seperti ini tidak akan disukai oleh pimpinan. Xu You, punya sifat serakah. Shen Pei, orang yang setia, tetapi ia berpikiran sempit. Feng Ji, orang yang bersifat semena-mena. Yan Liang dan Wen Chou, meski berani, tetapi ceroboh, gampang dikalahkan. Ini semua adalah benar.
Prof. Yi menjelaskan, sebenarnya setiap orang pasti punya kelemahan. Tidak ada orang yang sempurna. Jadi, kelemahan sebetulnya bukan masalah. Masalahnya terletak pada pimpinan. Pimpinan harus dengan jelas mengerti keunggulan dan kelemahan bawahannya, lalu dengan tepat menetapkan tugas dan jabatan bawahan. Sedangkan prinsip Yuan Shao dalam menggunakan orang sangatlah sederhana, yaitu asal diri senang. Dan dia senang jika ada yang menjilat. Orang-orang yang sering mengkritik, tidak bakal punya masa depan di bawah kepemimpinan Yuan Shao. Maka segala kritikan yang sebenarnya harus dipertimbangkan baik-baik oleh Yuan Shao, malah tidak didengar. Semakin menambah parahnya kondisi kubu Yuan Shao, adalah adanya pertentangan di antara bawahan Yuan Shao sendiri. Perdebatan yang terjadi di sebuah perundingan sebelum peperangan adalah hal yang wajar, asalkan setelah perundingan selesai, hasil kesepakatan harus diterima dan dilaksanakan oleh semua pihak dengan lapang dada. Tetapi di kubu Yuan Shao tidak demikian. Bawahan Yuan Shao terpecah belah, saling menjelekkan, saling menjatuhkan.
Hal-hal ini telah diperkirakan oleh Cao Cao sebelumnya. Ketika pasukan besar Yuan Shao datang menyerang Cao Cao, banyak orang merasa ragu Cao Cao bisa menang. Tetapi Cao Cao mengerti sifat Yuan Shao, karena mereka adalah kawan lama. Sebenarnya Yuan Shao juga bukan orang sembarangan. Ia juga punya wibawa dan kemampuan. Ia berhasil memanfaatkan modal nama baik keluarganya untuk membangun kubunya, yang bahkan melebihi leluhurnya. Sayangnya di masa-masa genting, ia malah menunjukkan kebodohan dan keras kepala. San Guo Zhi mencatat bahwa Yuan Shao memiliki penampilan luar yang kelihatan berwibawa dan elegan, tetapi di dalamnya ia adalah orang iri dan sempit, tidak suka ada orang yang lebih hebat dari dirinya. Maka begitu Yuan Shao pulang dari kekalahan perang Guandu, Tian Feng dihukum mati oleh Yuan Shao, karena prediksi Tian Feng adalah benar, sehingga Yuan Shao tidak senang. Dan mungkin jika Yuan Shao yang menjadi pemenang, Tian Feng malah tidak akan dihukum, karena Yuan Shao akan bisa menertawakan Tian Feng.
Ini berbeda dengan Cao Cao. Cao Cao ketika menang perang, ia akan berterimakasih kepada orang-orang yang membantunya memberikan saran. Ketika Cao Cao dan Yuan Shao masih berada di bawah satu bendera saat melawan Dong Zhuo, Yuan Shao pernah bertanya kepada Cao Cao, jika mereka gagal, apa yang akan menjadi modal mereka selanjutnya? Yuan Shao berpendapat, ia akan pergi menguasai wilayah-wilayah utara, kemudian bergerak ke selatan. Cao Cao hanya menjawab singkat, mengumpulkan orang-orang berbakat, membawa bendera kebenaran dan keadilan, itu sudah cukup menjadi modal.
Bagaimana Cao Cao menyusun kekuatan ini? Akan dibahas di episode selanjutnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *