Arak Tiongkok

Di Tiongkok, arak memiliki sejarah lebih panjang dari teh. Tahun 1986, sebuah botol arak ditemukan di Henan, berusia lebih dari 3000 tahun.

Tiongkok memiliki banyak merek arak terkenal-Maotai, Wuliangye, Arak Fen, Zhuyeqing, Arak Luzhou, Arak Gujing, Arak Nasi, Arak Anggur Zhangyu, dan Arak Anggur Changcheng-terkenal di dunia.

Banyak cerita tentang arak dalam sejarah Tiongkok. Tao Yuanming, seorang penyair Dinasti Jin, tak dapat hidup tanpa arak dalam sehari. Penyair besar Li Bai di Dinasti Tang dapat “menulis 100 syair setelah minum arak”; semakin banyak arak yang ia minum, semakin baik pula puisi yang ia tulis. Wu Song, seorang pemberani dari Liangshan di Dinasti Song, meminum 18 mangkuk arak tanpa henti, dan kemudian dengan tangan kosong bertarung dan membunuh seekor harimau besar.

Tahun 1915 di World Expo di Panama, Tiongkok ingin memamerkan Maotai, namun pihak panitia merasa botol Maotai yang terbuat dari porselen tidak begitu menarik dan menolak untuk memamerkannya. Delegasi Tiongkok sangat marah. Mereka bertengkar dengan sengit, dan tiba-tiba seorang anggota delegasi Tiongkok dengan sengaja menjatuhkan sebotol Maotai ke lantai. Botol yang pecah mengeluarkan aroma arak yang memenuhi ruangan itu. Delegasi dari negara-negara yang lain takjub dengan wangi arak tersebut. Akhirnya, Maotai diberi penghargaan sebagai “Merek Terkenal Dunia”, memenangkan medali emas.

(Diterjemahkan dari Chinese Language and Culture Education Online)

Photo credit: Canadian Pacific / VisualHunt / CC BY-NC

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *