Pada episode sebelumnya kita telah membicarakan kelas penguasa di Dinasti…
Sastra Kuno Tiongkok - Lao Zi (1)
Lao Zi atau disebut juga Dao De Jing, adalah buku yang ditulis oleh Lao Zi. Lao Zi adalah pelopor aliran Dao(Taoisme), ia bermarga Li, bernama Dan, lahir di masa Chunqiu di negara Chu, sebelum 470 SM. Lao Zi termasuk golongan orang terpelajar, ia berpendirian “wú wéi zì huà, qīng jìng zì zhèng”(tanpa bertindak pun, semua berubah dengan sendirinya). Dao De Jing seluruhnya terdiri dari 81 bab, dibagi menjadi Dao Jing dan De Jing.
Lao Zi adalah filsuf yang memiliki kesadaran diri. Dao De Jing total berisikan 5000 kata. “Dao” di dalamnya muncul 70 kali lebih. “Dao” adalah kategori filsafat yang tertinggi, yang dicetuskan pertama kali oleh Lao Zi. “Dào kě dào, fēi cháng dào”(Dao jika bisa dijelaskan, bukanlah Dao yang kekal). “Dao” adalah sumber dari alam semesta, maka Dao De Jing dapat merefleksikan tingginya pemikiran di level abstrak masyarakat Tionghoa pada masa Chunqiu. Lao Zi juga adalah seorang naturalis yang sederhana. Ia berpendapat bahwa Dao itu selaras dengan alam, maka manusia juga harus mengikuti Dao. “Wú wéi ér zhì”(mengatur dengan sendirinya tanpa bertindak) dan “xiǎo guó guǎ mín”(negara kecil dengan sedikit penduduk) adalah politik ideal Lao Zi. Ia memperhatikan bagaimana mencerna dan mengatasi perselisihan di dalam masyarakat, bagaimana manusia bisa menerapkan sifat alami dan spontan dari Dao dalam segala tindakannya, serta bagaimana kuasa pemerintahan tidak mencampuri kehidupan rakyat. Pemikiran “pemerintahan oleh orang suci” yang diusung olehnya yaitu “Tidak menghargai orang yang berkemampuan, mengakibatkan masyarakat tidak saling bersaing; tidak menghargai harta yang sulit didapat, mengakibatkan masyarakat tidak mencuri; tidak menampilkan barang yang mudah menimbulkan keserakahan, mengakibatkan masyarakat tidak bingung. Maka, orang yang suci mengatur negara, intinya adalah membuat masyarakat hidup sederhana, masyarakat cukup makan, melemahkan ambisi masyarakat, menguatkan jasmani masyarakat, membuat masyarakat tidak punya pengetahuan dan ambisi. “Orang suci” adalah gambaran manusia ideal di dalam Taoisme, ia berbeda dengan gambaran ideal pada ajaran Konfusianisme. “Orang suci” dalam Konfusianisme adalah model orang yang bermoral, sedangkan di dalam Taoisme, “orang suci” adalah sadar akan alam, mengembangkan hidup diri, dengan “ketenangan jiwa”, “tidak berperang” menjadi hidup yang ideal. “Manusia harus sebisa mungkin mengikuti tatanan langit dan bumi, tidak boleh melakukan hal-hal yang berlebihan”. Sikap “tanpa bertindak” dari Lao Zi, berarti tidak bertindak berlebihan, tidak mencari keuntungan pribadi, mengabaikan pikiran dan rencana pribadi, bertindak mengikuti tatanan langit dan bumi. Namun isi buku Lao Zi tidak semuanya senada. Lu Xun pernah berkomentar atas paradoks Lao Zi: “tidak banyak bicara, tetapi mengkritik (masyarakat), menerapkan ketenangan tanpa bertindak, tetapi punya idealisme mengatur negara.” Kritikan sinis Lao Zi terhadap masyarakat itu misalnya: “Keadilan di masyarakat dibuang, barulah ada “kemanusiaan dan moral”; adanya para intelek yang pintar, menyebabkan adanya penipuan; ayah dan anak, kakak dan adik, suami dan istri tidak berdamai, baru ada bakti dan kasih; negara terperangkap di dalam kekacauan, barulah nampak pejabat yang setia.”
(Diterjemahkan dari Overseas Chinese Language and Culture Education Online)