Sastra Kuno Tiongkok – Lun Yu (1)

Ajaran Lao Zi mengutamakan “mengatur tanpa bertindak”, sedangkan Kong Zi(Konfusius)(kira-kira 551 SM – 479 SM) justru bertolak-belakang. Ia mengutamakan “sudah tahu hal ini tidak boleh dilakukan, tapi demi engkau, tetap melakukannya”. Dia membayangkan kehidupan di zaman Yao, Shun, raja Wen dan raja Wu sebagai masyarakat yang ideal. Ia berusaha keras mempengaruhi pimpinan negara dengan ajarannya, untuk kembali kepada pemerintahan yang bersih seperti di zaman lampau. Kong Zi bernama Qiu, style-name-nya adalah Zhong Ni. Ia berasal dari negara Lu, pernah menjadi pejabat negara Lu. Sisa hidupnya digunakan untuk mengajar, ia memiliki 3000 orang murid, di antaranya yang paling terkenal ada 72 orang. Kong Zi sendiri “shù ér bù zuò”(hanya mengulangi apa yang diajarkan orang kuno, diri sendiri tidak menciptakan hal baru). Di masa tua ia kembali ke negara Lu, mencurahkan tenaga menyusun dan mengedit buku-buku sastra kuno, meliputi Shang Shu, Shi Jing, Zhou Yi, Chun Qiu, Li, Yue. Sedangkan ajarannya sendiri terutama terdapat dalam buku yang ditulis oleh para muridnya, yaitu Lun Yu(The Analects).

Lun Yu meskipun adalah catatan perkataan, namun gambaran diri Kong Zi sangatlah jelas. “Fū zǐ fēng cǎi, yì yú gé yán”(pemikiran brilian Kong Zi, tersirat dalam fragmen bahasanya). Kong Zi waktu mudanya sangatlah miskin, ketika dewasa, menjadi pejabat, belakangan ia pergi meninggalkan negara Lu, berkeliling ke negara-negara sekitar, di negara Qi ia diusir, di negara Song dan Wei juga diusir, terjebak di antara negara Chen dan Cai, bagai anjing yang tidak punya rumah. Namun ia seumur hidup tidak menyesal, selalu tekun, belajar dari orang-orang kuno. Sejarawan Tiongkok yang paling hebat—Sima Qian di dinasti Han, di dalam Shi Ji-Kong Zi Shi Jia menulis, “membaca buku Kong Zi, bisa memahami orangnya”, seperti menghadapi gunung yang tinggi, “meski tidak mampu sampai ke puncak, tapi terus berusaha”. Ini mungkin juga adalah sikap dari kebanyakan orang terpelajar di dinasti Han terhadap Kong Zi.

Lun Yu mencatat perkataan dan perbuatan Kong Zi, tulisannya sederhana, bahasanya anggun dan lancar, memiliki makna yang dalam. Pemikiran inti Kong Zi—“ren”(kemanusiawian) dan “li”(tata krama), mula-mula ditujukan kepada para pemerintah. “Jǐ suǒ bú yù, wù shī yú rén”(yang anda tidak ingin orang lain lakukan pada anda, jangan lakukan juga kepada orang lain). “Zài bāng wú yuàn, zài jiā wú yuàn”(tidak ada dendam dalam negara, tidak ada kebencian di rumah). “Negara” di sini yang dimaksud adalah para penguasa, sedangkan “rumah” merujuk pada Qing Da Fu, yaitu salah satu gelar pejabat. Jelaslah bahwa semua perkataan ini ditujukan kepada para penguasa. “Ren” berarti “menahan diri, bertindak sesuai tata krama”, juga berarti “mengasihi orang lain”. “Ren” adalah membatasi diri untuk kembali kepada jalur “li”(tata krama). “fēi lǐ wù shì, fēi lǐ wù tīng, fēi lǐ wù yán, fēi lǐ wù dòng”(jangan melihat yang tidak senonoh, jangan mendengar yang tidak senonoh, jangan berkata yang tidak senonoh, jangan melakukan hal yang tidak senonoh). “Li” juga adalah seperangkat sistem dan aturan, “mencerahkan masyarakat dengan moral, mengontrol masyarakat dengan tata krama, maka masyarakat akan punya rasa malu, dan mampu mengoreksi diri sendiri”. Masyarakat menerima didikan moral dan tata krama, barulah bisa ada konsep baik buruk yang benar.

(Diterjemahkan dari Overseas Chinese Language and Culture Education Online)