Zaju Dinasti Yuan

Opera di Tiongkok setelah melalui perkembangan yang panjang, pada dinasti Yuan (tahun 1271-1368 M) terbentuklah opera zaju. Zaju dinasti Yuan menggabungkan musik, tarian, atraksi, dan berbicara menjadi satu, merupakan sebuah bentuk opera yang cukup matang.

Masa kejayaan zaju dinasti Yuan menjadikan dinasti Yuan sebagai zaman keemasan dalam sejarah opera Tiongkok. Saat itu tercatat penulis zaju berjumlah sekitar 200 orang lebih, dan skenario yang tercatat ada sejumlah 700 jenis lebih. Zaju dinasti Yuan merefleksikan realita masyarakat dari berbagai aspek, mengekspresikan perlawanan terhadap penindasan, serta harapan atas kehidupan yang sejahtera.

Penulis zaju dinasti Yuan yang paling agung dan paling berpengaruh adalah Guan Hanqing. Ia selama hidupnya telah menulis 60 lebih lakon zaju. Dan yang tersimpan saat ini ada 18 buah. Zaju Guan Hanqing kebanyakan menyatakan penderitaan dan perjuangan wanita jelata, serta menyanjung kepintaran dan keberanian mereka. Karya besarnya, Dou E Yuan, merupakan kisah tragedi terbesar dalam zaju dinasti Yuan. Dalam kisah itu, diceritakan seorang wanita baik budi yang bernama Dou E, yang akibat perbuatan orang jahat, dimasukkan ke dalam penjara. Pada akhirnya, ia harus menanggung hukuman mati atas kesalahan yang tidak diperbuatnya. Tragedi ini dengan mendalam telah melukiskan ketidakpuasan sang penulis atas realita masyarakat saat itu, serta simpati kepada kalangan masyarakat yang lemah. Karya Guan Hanqing memberikan pengaruh sangat besar bagi perkembangan opera setelahnya. Ia tidak hanya merupakan ahli opera terbesar di Tiongkok, ia juga merupakan tokoh terkenal dalam kancah budaya dunia.

Wang Shipu juga adalah ahli opera dinasti Yuan yang terkenal. Ia seumur hidup telah menulis 14 lakon. Karyanya yang berjudul Xi Xiang Ji, merupakan karya besar dalam opera klasik Tiongkok. Skenarionya menceritakan kisah cinta Cui Yingying dan Zhang Sheng, memuja perjuangan mereka atas pernikahan yang bebas, melawan tekanan tradisi feodal, dan mencetuskan tema “semoga semua kekasih di dunia ini menjadi suami istri”. Citra Yingying, Zhang Sheng dan Hong Niang yang menawan dalam kisah itu, sangat populer di kalangan rakyat Tiongkok.

Selain itu, seniman zaju dinasti Yuan masih ada Ma Zhiyuan, Bai Pu, Zheng Guangzu, dan Ji Junxiang. Zaju dinasti Yuan memiliki posisi yang tinggi dalam sejarah sastra Tiongkok. Ia dapat disejajarkan dengan puisi dinasti Tang dan Song.

Banyak judul zaju dinasti Yuan yang hingga kini masih ditampilkan. Bahkan ada yang diadaptasi menjadi film dan serial televisi, sehingga mempunyai pengaruh yang luas. Pada abad ke-18, zaju dinasti Yuan Zhao Shi Gu Er, pernah populer hingga Eropa, dan disadur menjadi Zhongguo Gu Er, menjadi perhatian dunia.

(Diterjemahkan dari Overseas Chinese Language and Culture Education Online)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *